Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 20 Juni 2015

Danau Unesa Oase Kehidupan




Danau Universitas Negeri Surabaya (Unesa) cabang Lidah Wetan, begitu sebutan masyarakat untuk danau yang berada di dekat Unesa Lidah Wetan. Padahal danau tersebut milik semua orang. Orang-orang dapat memanfaatkannya sebagai apapun. Para pengunjung danau tersebut tidak hanya berasal dari mahasiswa Unesa tetapi sering pula danau dikunjungi oleh mahasiswa universitas atau sekolah lain. Misalnya, mahasiswa STIESIA yang berasal dari Mojokerto sering nongkrong bareng. Kumpulan mahasiswa tersebut lebih suka ‘ngopi’ di pinggiran danau daripada ‘ngopi’ di Kampus mereka. Mereka mengganggap danau ini memiliki aura yang menyenangkan dan mendamaikan hati.



Air danau yang dianggap keruh, tidak sejernih danau-danau wisata yang terkenal yang sering muncul di televisi. Pengunjung tidak dapat dengan jelas melihat kehidupan biota air di dalamnya. Seakan-akan kehidupan makhluk-makhluk lain itu melindungi diri dari makhluk yang bernama manusia. Manusia sering mengubah alam sehingga danau tersebut dianggap alam yang tidak terkikis, yang berada di tengah-tengah kepungan bangunan buatan manusia. Di satu sisi danau bisa kita lihat jalan dan tanaman yang bentuk dan fungsinya telah direkayasa manusia sesuai keinginan dan kebutuhan. Di sisi lain danau, dengan garang, manusia menunjukkan keberadaannya melalui gedung-gedung tinggi besar yang kokoh, saling bersaing antara bangunan satu dengan bangunan lain. Di pinggiran danau, manusia mengais rejeki dengan gaji yang besarannya bergantung nasibnya hari itu. Mujur atau tidak. Laris atau sepi.

Namanya saja danau Unesa. Danau ini terletak tepat disebelah timur kampus Unesa Lidah Wetan, Surabaya. Danau ini tepat bersebelahan dengan gerbang utama Unesa dan jalan utama menuju kawasan Citraland. Danau ini berjarak beberapa ratus meter dari pertokoan Pakuwon Trade Centre (PTC). Luas danau ini sekitar 300 meter persegi dan sebelah barat danau dikelilingi pohon pisang dan bambu.

Dengan segala yang ada dan berada di danau Unesa Lidah Wetan, tempat ini seakan-akan menjadi Oase manusia di tengah-tengah kepungan ke-manusia-annya yang kadang melelahkan. Danau tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi yang hobi memancing. Bagi yang ingin minum hangatnya kopi, atau segarnya es sambil menikmati indahnya matahari terbenam dan semilir hembusan angin pun bisa saja. Tak heran, pada jam orang pulang kerja banyak yang menyempatkan untuk singgah sebentar untuk sekedar melepas lelah.
Hari beranjak malam, matahari kembali ke peraduan. Tetapi, suasana di danau tetap ramai. Kali ini bukan karena orang yang sedang memancing, atau orang pulang kerja yang singgah untuk melepas lelah. Melainkan muda-mudi yang sedang dimabuk asmara memadu kasih. Mereka tak peduli dengan lalu lalang kendaraan yang melintas disekitar mereka. Disekitar danau tidak ada lampu penerang jalan. Sehingga dimanfaatkan muda-mudi untuk berdua-an. Adapun penerang jalan itupun terletak di jalan seberang danau. Bukan tepat di depan danau. “Kawasan yang paling mendesak untuk dibangun danau adalah wilayah Surabaya Barat. Wilayah barat merupakan dataran tinggi. Jadi, prinsipnya sesuai dengan sifat air yang mengalir dari tempat tinggi ke yang rendah,” terang Anton, sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya. Selama ini perguruan tinggi besar di Surabaya sudah membangun danau–danau kecil seperti Unesa dan ITS. 

Di Unesa, setiap kampus cabangnya yang besar (Ketintang dan Lidah wetan) memiliki satu danau untuk daerah resapan dan pengatur volume air hujan. "Danau di Unesa juga ditujukan sebagai taman kampus dan pemecah kebisingan atau konsentrasi mahasiswa agar tidak beraktivitas akademik di dalam ruang/gedung saja," ucap Suyatno, Kepala Humas Unesa. Saat ini danau di kampus Lidah pun sedang ditata bentuknya. Nantinya danau kampus Lidah juga akan dibuat sebagai taman kampus seperti halnya di kampus Ketintang sehingga ke depan saat rektorat baru Unesa jadi, pemandangan kampus Unesa akan semakin indah. Sementara itu, lahan di ITS sengaja tidak dimanfaatkan seluruhnya sebagai kawasan terbangun. Jarak antargedung di kampus tersebut berjauhan. Selain dibiarkan sebagai ruang terbuka hijau, ada beberapa titik cekungan yang dapat dimanfaatkan sebagai area tangkapan air hujan.

Waktu senja adalah waktu tepat untuk melepas penat, setelah seharian melakukan aktivitas dan rutinitas. Danau Unesa Kampus Lidah Wetan bisa jadi pilihan alternatif bagi Anda untuk menikmati romansa senja. Sembari menunggu dan menikmati warna-warni romantisme senja, Anda juga bisa menikmati jajaran wisata kuliner ala pedagang kaki lima di sepanjang bibir trotoar danau. Dari pantauan reporter Humas Unesa, terlihat masyarakat dan mahasiswa ramai berkunjung ke tempat ini, saat sore tiba.

Dengan berlatar belakang gedung-gedung tinggi baru yang akan digunakan untuk rektorat, pusat pendidikan guru, dan laboratorium olahraga, suasana keindahan waduk dan senja semakin lengkap dan sinkron rasanya. Di danau yang juga masih dalam proses pembangunan dan pengembangan ini, ramai pula para pemancing. Para pedagang kaki lima mengaku bersyukur bisa mengais rezeki di kawasan ini. Pedagang es degan dan es campur berumur 46 tahun tersebut berharap waduk unesa lebih dipercepat proses pembangunan dan pengembangannya agar semakin cantik dan lebih semakin banyak pengunjung tertarik.



Ditulis oleh Dimas Sistitaah Z . (14010024039)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Dosen Pengampuh Mata Kuliah

Bu Hespi Septiana, M.Pd.

Admin Blog

M SULTHON

Penanggung Jawab Mata Kuliah

Kun Fahmi Arifin
 
WE ARE ONE FROM DIFFERENT AND EXCELLENT Turbo