Disini saya mengutip salah satu kisah mahasiswa FIP
UNESA yang berhasil berangkat ke
THAILAND pada tahun 2013. Berikut kisah pendek namun mengesankan mahasiswa
mahasiswi FIP UNESA.
Tahun 2013 merupakan tahun yang sangat luar biasa bagi
kami, civitas akademika FIP UNESA, pasalnya pada tahun ini Dekan FIP beserta
perangkat pimpinan lainnya telah melaksanakan program internasional yang
disebut oleh Bapak Dekan sebagai langkah persenelng 4, yaitu student Exchange. Student Exchange ini
merupakan program rintisan yang rencananya akan terus dilaksanakan
sebagai annual program (program tahunan). Dengan merangkul
universitas dari Thailand, Khon Kaen University, FIP melaksanakan program academic and Culture Student Exchange. Program ini
merupakan salah satu langkah untuk melebarkan sayap dan membuka wawasan serta
cakrawala mahasiswa FIP khususnya, untuk dapat berfikir secara global, melihat
fenomena dari lain budaya dan mengobservasinya.
Setiap mahasiswa FIP berhak mendapatkan kesempatan untuk bergabung dan
terpilih menjadi mahasiswa exchange dan
berangkat ke Khon Kaen University. Kepada mahasiswa yang belum mendapatkan
kesempatan untuk terpilih dapat pula untuk tetap mengikuti program ini, namun
dengan biaya yang tetap dibebankan kepadanya. Untuk dapat bergabung dengan
program student Exchange, mahasiswa FIP diharuskan mengikuti
seleksi pemilihan mahasiswa yang berupa English interview, TOEFL, dan
Tes Potensi Akademik. Dan pada akhirnya terdapat enam orang mahasiswa FIP yang
berangkat ke Khon Kaen University, Thailand. Ke-enam mahasiswa tersebut adalah
NAMA
MAHASISWA
|
JURUSAN
|
Lindah Retnoningtyas Sutardjo
|
BK
|
Desika Putri Mardiani
|
PLS
|
Ruwaida Zafira
|
PGSD
|
Lailatul Fitriah
|
PLB
|
Teguh Isgunanto
|
TP
|
Ady Setiawan
|
MP
|
Pada trip ini, kami
berangkat dengan satu orang lagi sebagai pemandu keberangkatan ke Thailand yang
bernama Muhammad Afung Ardiles. Mahasiswa exchange berangkat
dari Juanda international Airport pada
tanggal 30 Juni 2013 dan pesawat take off pada pukul 15.30 WIB. Setelah
menempuh perjalanan udara sekitar 4 jam, pesawat landing di Don Mueank International Airport pada pukul 19.30
waktu setempat. Tidak ada perbedaan waktu antara WIB dengan Thailand. Hanya
saja waktu terbit dan tenggelam matahari yang berbeda. Dan berikut adalah experience kami saat di Thailand :
Thailand merupakan satu-satunya negara di Asia
Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa kolonial. Masyarakat Thailand
begitu spesial dengan banyak keunikan yang dimilikinya seperti sangat
menghargai perbedaan (bahkan sangat bebas menentukan pilihan), sopan,
menghormati tamu, welcome, sangat ramah,
disiplin, teratur, menjaga kebersihan, merupakan negara yang bebas dan aman.
Emansipasi wanita juga begitu maju di sini, terbukti dengan banyak perempuan
yang bekerja sebagai supir kendaraan umum, kondektur, dan security dengan jam
kerja hingga tengah malam. Bahkan ada diantara mereka yang telah berusia lebih
dari 50 tahun.
Masyarakat Thailand begitu mencintai budaya mereka dengan tetap
menggunakan adat sapa, “Sawaddee” (sawaddeeka untuk perempuan dan sawaddeekrap
untuk laki-laki) yang berarti assalamualaikum pada orang muslim atau
sapaan seperti Hai atau Halo. Salam ini selalu diucapkan ketika mereka bertemu
dengan teman atau kerabat yang lebih tua saat bertemu dan berpisah. Kemudian
terdapat banyak sekali tempat-tempat peribadatan bagi mereka di setiap tempat.
Saat mereka melewati tempat peribadahan tersebut, mereka akan menelungkupkan
kedua tangan mereka lalu menunduk dan berdoa.
Masyarakat Thailand berbahasa Thai. Namun sebagian
dari mereka dapat berbahasa Inggris, seperti komunitas akademik yaitu siswa,
mahasiswa, dosen. Juga perangkat pimpinan dan public servantnya.
Namun mereka benar-benar mengakui bahwa masyarakat Indonesia dapat berbahasa
inggris dengan sangat baik.
Khon kaen merupakan kota di sebelah Timur laut Thailand. Disini terdapat
Universitas besar yang disebut dengan Khon Kaen University (KKU). KKU berdiri
pada tahun 1964 dan terus melakukan pembangunan dan pengembangan secara
berkala. KKU memiliki 17 fakultas, diantaranya adalah Fakultas Ilmu Pendidikan,
Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas
Hukum, Fakultas Ilmu Keperawatan, Administrasi Lokal (College of Local
Administration), dan lainnya. KKU sebagai universitas terbaik pertama di Asia
dan kelima di dunia dalam bidang
penelitian pada tahun 2010, Sebagai Universitas terbaik di Thailand dalam
bidang pengajaran selama 3 tahun berturut-turut. Visit www.kku.ac.th for
more details.
KKU sangat Luas sekitar 10.000 hektar dan staff lebih dari 3.000 orang,
dengan tata letak universitas yang bagus serta dilengkapi hutan kampus,
sehingga terlihat seperti kota dalam kota. KKU memiliki fasilitas lengkap
seperti food and service center dimana terdapat banyak
fasilitas lagi di dalamnya seperti bank, ATM, stationary, minimarket,
foodcourt, bazaar, dll. Lalu ada shuttle bus, telepon umum, fasilitas air
minum, gym and fitness utilities outdoor yang tersedia di
taman, rumah sakit besar, asrama mahasiswa yang tersebar di seluruh bagian Khon
Kaen University (KKU).Mayoritas mahasiswa KKU menggunakan mobil dan motor dan
lahan parkir tersedia sangat luas.
Di dalam bus umum dengan label red line (ada pula blue line dan yellow line
dengan jalur yang berbeda) untuk menuju bagian Universitas yang jauh dari
asrama. Dan fasilitas ini gratis. Siapapun dapat menggunakan transportasi umum ini.
Mahasiswa di KKU diwajibkan menggunakan seragam top putih dan bottom hitam
atau biru tua. Dengan ketentuan : mahasiswa perempuan menggunakan pin. Dan
laki-laki tidak. Namun Mahasiswa laki-laki diwajibkan menggunakan dasi.
Mahasiswa FIP Unesa mendapatkan kesempatan belajar di
COLA (college of Local administration) dengan sistem rollingclass, sehingga kami dapat belajar dengan
mahasiswa 1st year, 2nd year atau 3rd year. Tempat ini sangat luas, di
sebelah kanan gedung terdapat bazaar yang menjual berbagai macam makanan dan
benda-benda kebutuhan sehari-hari dengan harga murah dan tidak boleh ditawar (fixed price). Bazaar ini buka pada pukul 16.30 s.d
01.00. Mahasiswa masih sangat aktif di kampus hingga malam hari dengan
berbagai kegiatan seperti ekstrakurikuler, olahraga, perkumpulan mahasiswa,
dsb.
Pada hari pertama masuk kuliah, kami disambut oleh dekan dan staff di ruang
pertemuan khusus. Dimana ruangan tersebut dilengkapi dengan fasilitas IT
canggih. Asisten dekan menunjukkan demonstration video tentang Khon Kaen University dan COLA (Cola adalah sejenis dengan fakultas
dimana mahasiswa FIP belajar).
Dosen-dosen disini memiliki semangat dan kerja keras
yang sangat luar biasa, beberapa dari mereka mampu menempuh S3 (doctoral program) pada usia yang masih muda.
Bahkan ada yang mampu mendapatkan gelar Ph.D saat masih berusia 27 tahun
(Dr. Tathalerm Sudhipongpracha). Sangat mengagumkan. Para pengajar
disini mampu menggunakan bahasa Inggris dengan sangat lancar, sehingga hampir
tak ada kesulitan ketika ada tamu asing atau mahasiswa dari luar negeri
yang belajar di KKU. Banyak pula diantara dosen tersebut melanjutkan program
magister dan doctoralnya di luar negeri (di negara-negara Barat), dan mereka
juga bercerita bahwa banyak mahasiswa dari Indonesia yang belajar satu kampus
dengannya.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan
adalah disesuaikan dengan jadwal (Thalanglian in Thai). Rata-rata
dalam satu hari akan dilaksanakan dua mata kuliah saja, dimana masing-masing
mata kuliah dilaksanakan selama 3 jam tepat. ketika ada mahasiswa dari FIP
bergabung, maka dosen akan menggunakan billingual (Thai and English). Dosen
memiliki cara yang kreatif supaya mahasiswa tidak bosan selama mengikuti
perkuliahan, yaitu dengan berbagai macam tugas yang menarik, seperti menggambar
suatu objek dengan karakter dan filosofi sesuai yang diinginkan mahasiswa, lalu
diskusi kelompok, menganalisis, mengelompokkan, translate, dll. Kegiatan
belajar juga dilakukan secara berkelompok, dimana dalam satu kelompok, tidak
diperbolehkan ada lebih dari satu mahasiswa dari Indonesia. dengan tujuan agar
lebih dekat dengan mahasiswa Thailand.
Di KKU terdapat komunitas muslim yang berasal dari
Thailand sendiri (Phattani, Yala, Narathiwat, dll). Masyarakat Thailand yang
tinggal di sekitar perbatasan dengan Malaysia mampu berbahasa Melayu (cakap
Melayu) dan Thai. Komunitas ini terdiri atas mahasiswa dan dosen yang
memiliki base camp di belakang complec.
Anggota komunitas atau mahasiswa lainnya dapat datang
ke base camp itu kapan saja. Mereka memiliki berbagai
macam kegiatan seperti memasak, shalat berjamaah, halaqqah, belajar dan
mengaji. Saat Ramadhan, kami diundang untuk dapat hadir untuk
tarawih dan berbuka puasa bersama. Di sinilah baru sangat terasa bahwa “setiap
muslim adalah saudara”.
Perihal makan, sedikit sulit untuk mendapatkan makanan yang benar-benar
dimasak dengan cara halal. Karena setiap kantin menyediakan makanan yang
mengandung pork (masakan daging babi), tetapi
terdapat kantin yang khusus untuk kaum muslim, mereka hanya memasak makanan
dari bahan halal dan dimasak dengan cara islami. Kantin ini terdapat di salah
satu bagian complec.
Tata kota di Thailand
juga indah. Pada setiap tempat di Thailand terdapat bendera negara-negara Asia
Tenggara (ASEAN) sebagai wujud bahwa Thailand merupakan tempat lahirnya
organisasi ASEAN (Bangkok) serta tetap bekerja sama dan menjalin hubungan yang
kooperatif dengan negara-negara ASEAN. Thailand memiliki atmosfir pendidikan
dan budaya yang sangat menarik dan sulit untuk dilupakan. Suatu hari kami akan
sangat merindukan tempat ini dan suasananya.
0 komentar:
Posting Komentar