Universitas
Negeri Surabaya (Unesa) ini merupakan universitas yang baik dan mempunyai
lulusan banyak dan berkualitas dan
universitas ini tidak dapat dipisahkan dari bagian-bagian utuh perjalanan panjang kependidikan nasional.Unesa
mampu memosisikan diri sebagai salah
satu penyelenggara pendidikan tinggi dan mampu merencanakan pengembangan untuk
menyelenggarakan pendidikan yang sangat bermutu, mengevaluasi diri untuk menyiapkan
lulusan yang berdaya saing tinggi (nation competitiveness) dan berjiwa
kewirausahaan (entrepreneurship), serta mengatur segala kegiatannya dalam suatu
mekanisme organisiasi yang sehat (organizational health). Unesa harus mandiri
(autonomy) sebagai sebuah Badan Hukum Pendidikan Pemerintah (BHPP) seperti yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas).
Sejarah Unesa
tidak dapat dipisahkan dari IKIP Surabaya yang dimulai sekitar tahun 1950.
Berawal dari kursus B-I dan B-II bidang Ilmu Kimia dan Ilmu Pasti yang memanfaatkan
sarana dan prasarana berupa ruang kelas dan laboratorium dari pendidikan
Belanda, Hoogere Burger Schol (HBS). Kursus-kursus tersebut diselenggarakan di
Surabaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru setingkat SLTP dan SLTA.
Kursus-kursus tersebut meliputi: (a) B-I dan B-II Kimia, (b) B-I dan BII Ilmu
Pasti, (c) B-I Bahasa Inggris, (d) B-I Bahasa Jerman, (e) B-I Teknik, (f) B-I
Pendidikan Jasmani, (g) B-I Ekonomi, (h) B-I Perniagaan, dan (i) B-I Ilmu
Pesawat. Pada tahun 1957, kursus-kursus B-I dikelompokkan menjadi dua, yaitu
(1) Kursus B-I Umum, yang meliputi Bahasa Inggris dan bahasa Jerman, dan (2)
Kursus B-I Kejuruan, yang meliputi Kimia, Ilmu Pasti, Ekonomi, Perniagaan,
Teknik, Pendidikan Jasmani, dan Ilmu Pesawat. Kursus-kursus tersebut berlangsung
sampai tahun 1960.
Untuk
menghilangkan dualisme kursus B-I dan B-II dengan lulusan yang tidak
bergelar, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menghasilkan lulusan bergelar, dengan Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 kedua kursus tersebut diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang mencetak guru sekolah lanjutan. Selanjutnya lembaga tersebut, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6/1961 tertanggal 7 Februari 1961, diintegrasikan menjadi salah satu fakultas dalam FKIP Universitas Airlangga Cabang Malang dan bernama FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya.
bergelar, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menghasilkan lulusan bergelar, dengan Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 kedua kursus tersebut diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang mencetak guru sekolah lanjutan. Selanjutnya lembaga tersebut, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6/1961 tertanggal 7 Februari 1961, diintegrasikan menjadi salah satu fakultas dalam FKIP Universitas Airlangga Cabang Malang dan bernama FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya.
Pada tahun
1962 dengan berdirinya sebuah Akademi Pendidikan Guru (APG), yang
kemudian menjadi sebuah Institut Pendidikan Guru (IPG), dualisme muncul kembali. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, dan berdasarkan Surat Keputusan Presiden nomor 1/1963 tertanggal 3 Januari 1963 dilakukan integrasi IPG dengan FKIP menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Dengan integrasi ini FKIP Universitas Airlangga di Malang, pada tanggal 20 Mei 1964, statusnya diubah menjadi IKIP Malang Pusat dan FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya berubah menjadi IKIP Malang Cabang Surabaya. Keadaan semacam itu berlangsung sampai tanggal 19 Desember 1964.
kemudian menjadi sebuah Institut Pendidikan Guru (IPG), dualisme muncul kembali. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, dan berdasarkan Surat Keputusan Presiden nomor 1/1963 tertanggal 3 Januari 1963 dilakukan integrasi IPG dengan FKIP menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Dengan integrasi ini FKIP Universitas Airlangga di Malang, pada tanggal 20 Mei 1964, statusnya diubah menjadi IKIP Malang Pusat dan FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya berubah menjadi IKIP Malang Cabang Surabaya. Keadaan semacam itu berlangsung sampai tanggal 19 Desember 1964.
Berdasarkan
SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 182/1964 tertanggal 19
Desember 1964, secara resmi IKIP Surabaya berdiri sendiri dengan pimpinan suatu
presidium Tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal kelahiran IKIP Surabaya
yang setiap tahun diperingati sebagai dies natalis IKIP Surabaya. Pada tahun
1964, IKIP Surabaya mempunyai lima fakultas, yaitu , Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP), Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS), Fakultas Keguruan Sastra Seni
(FKSS),Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE), dan Fakultas Keguruan Ilmu Teknik
(FKIT). Pada 1 Maret 1977, Sekolah Tingi Olahraga (STO) berintegrasi dengan
IKIP Surabaya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. nomor
042/O/1977 tertanggal 22 Februari 1977 dan menjadi Fakultas Keguruan Ilmu
Keolahragaan (FKIK), yang merupakan fakultas keenam yang dikelola oleh IKIP
Surabaya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah R.I. nomor 27/1981, IKIP Surabaya
mempunyai enam fakultas, yaitu: Fakultas
Ilmu Pendidikan (FIP),Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (FPMIPA),Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS),Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
(FPTK), dan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK).
Dengan
kepercayaan untuk menyelenggarakan perluasan mandat (wider mandate), IKIP
Surabaya berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berdasarkan SK
Presiden R.I. nomor 93/1999 tertanggal 4 Agustus 1999 dengan mengelola enam
fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP),Fakultas Bahasa dan Sastra
(FBS),Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),Fakultas Ilmu
Sosial (FIS),Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK).
Saat ini Unesa mengelola 63 program studi, kependidikan maupun nonkependidikan, dengan jenjang diploma (D2 dan D3), strata satu (S1), dan pascasarjana yang terdiri atas strata dua (S2) dan strata tiga (S3). Karena perjalanan Unesa tidak dapat dipisahkan dari IKIP Surabaya, maka hari kelahiran (dies natalis) Unesa tetap menggunakan dies natalis IKIP Surabaya.
Saat ini Unesa mengelola 63 program studi, kependidikan maupun nonkependidikan, dengan jenjang diploma (D2 dan D3), strata satu (S1), dan pascasarjana yang terdiri atas strata dua (S2) dan strata tiga (S3). Karena perjalanan Unesa tidak dapat dipisahkan dari IKIP Surabaya, maka hari kelahiran (dies natalis) Unesa tetap menggunakan dies natalis IKIP Surabaya.
Belajar dari
perjalanan kursus-kursus keguruan B-I dan B-II hingga menjadi sebuah
universitas, tidak menutup peluang bahwa pada kemudian hari Unesa akan
berkembang menjadi sebuah universitas yang bedar dan berlokasi wilayah Surabaya
Barat dengan program studi, jurusan, maupun fakultas yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan masyarakat. Pengembangan Unesa yang mengedepankan
kompetensi lulusan dan kebutuhan stakeholders akan selalu menjadi pekerjaan
rumah yang tidak pernah selesai bagi Unesa.
Bukan hanya
itu unesa juga mempunyai joglo free wifi yang terletak di FIP, joglo free wifi ini sangat membantu semua
mahasiswa untuk mengerjakan tugas dan membuka web untuk mencari
referensi-referensi dalam tugas tersebut , mahasiswa FIP senang menggunakan
wifi dijoglo tersebut karena wifi
tersebut gratis tanpa dipungut biaya .
0 komentar:
Posting Komentar