Pada tanggal 19 September 1964 dengan nama IKIP Malang
Cabang Surabaya dinyatakan sebagai IKIP Induk dengan nama IKIP Surabaya, yang
dipimpin oleh suatu presidium sesuai dengan SK Menteri PTIP No. 182 tahun 1964.
IKIP Surabaya berdasarkan surat keputusan tersebut memilik 5 Fakultas, yaitu
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS), Fakultas
Keguruan Sastra dan Seni (FKSS), Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE) dan
Fakultas Keguruan Ilmu Teknik (FKIT), yang disahkan dengan Surat Keputusan
Presiden RI No. 260 tahun 1965. Selanjutnya pada tahun 1977 Sekolah Tinggi
Olahraga (STO) Surabaya berintegrasi dan menjadi Fakultas Keguruan Ilmu
Keolahragaan (FKIK) sesuai dengan SK Menteri P dan K No. 042/O/1977 Tanggal 22
Februari 1977.
Dengan demikian pada perkembangannya IKIP Surabaya mempunyai
6 fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Bahasa
dan Seni (FPBS), Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FPMIPA), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), Fakultas
Pendidikan Teknik dan Kerumahtanggaan (FPTK) dan Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kepelatihan (FPOK) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1981.
Pada tahun akademik 1998 IKIP Surabaya dipercaya mengemban
perluasan mandat (wider mandate) untuk mengelola program non kependidikan.
Kemudian melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 93 tahun 1999
tanggal 4 Agustus 1999 secara resmi IKIP Surabaya menjadi Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) dengan enam fakultas, yaitu Fakultas IImu Pendidikan (FIP),
Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam
(FMIPA), Fakultas IImu Sosial (FIS), Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas IImu
Keolahragaan (FIK). Berdasarkan pasal 2 dokumen perubahan status tersebut,
Unesa menyelenggarakan dua program yaitu program pendidikan dan program non
kependidikan.
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sebagai salah satu fakultas
dari enam fakultas yang dimiliki IKIP Surabaya yang sekarang menjadi
Universitas Negeri Surabaya tetap konsisten baik dalam hal nama (FIP) maupun
program yang dikelola yaitu Program Kependidikan.
Dengan berpedoman pada Higher Education Long Term Strategics (HELTS) 2003- 2010, saat ini Unesa sedang dalam tahap finalisasi proses revisi Rensta, yang nantinya dinarnakan Renstra Unesa 2005-2015. Revisi ini dipandang perlu untuk mengakomodasi tuntutan peningkatan kualitas pengembangan daya saing bangsa, dan pengembangan Unesa yang sesuai dengan kebijakan pada HELTS 2003-2010 dan tuntutan stakeholders.
Dengan berpedoman pada Higher Education Long Term Strategics (HELTS) 2003- 2010, saat ini Unesa sedang dalam tahap finalisasi proses revisi Rensta, yang nantinya dinarnakan Renstra Unesa 2005-2015. Revisi ini dipandang perlu untuk mengakomodasi tuntutan peningkatan kualitas pengembangan daya saing bangsa, dan pengembangan Unesa yang sesuai dengan kebijakan pada HELTS 2003-2010 dan tuntutan stakeholders.
Universitas
Negeri Surabaya (Unesa) tidak dapat dipisahkan dari bagian utuh perjalanan
panjang pendidikan nasional. Dengan telah menghasilkan sekitar 80.000 lulusan,
Unesa berani memosisikan diri sebagai salah satu penyelenggara pendidikan
tinggi yang mampu merencanakan pengembangan untuk menyelenggarakan pendidikan
yang bermutu, mengevaluasi diri untuk menyiapkan lulusan yang berdaya saing
tinggi (nation competitiveness) dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship),
serta mengatur segala kegiatannya dalam suatu mekanisme organisiasi yang sehat
(organizational health). Unesa harus mandiri (autonomy) sebagai sebuah Badan
Hukum Pendidikan Pemerintah (BHPP) seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
Sejarah Unesa
tidak dapat dipisahkan dari IKIP Surabaya yang dimulai sekitar tahun 1950.
Berawal dari kursus B-I dan B-II bidang Ilmu Kimia dan Ilmu Pasti yang
memanfaatkan sarana dan prasarana berupa ruang kelas dan laboratorium dari
pendidikan Belanda, Hoogere Burger Schol (HBS). Kursus-kursus tersebut
diselenggarakan di Surabaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru setingkat SLTP
dan SLTA. Kursus-kursus tersebut meliputi: (a) B-I dan B-II Kimia, (b) B-I dan
BII Ilmu Pasti, (c) B-I Bahasa Inggris, (d) B-I Bahasa Jerman, (e) B-I Teknik,
(f) B-I Pendidikan Jasmani, (g) B-I Ekonomi, (h) B-I Perniagaan, dan (i) B-I
Ilmu Pesawat. Pada tahun 1957, kursus-kursus B-I dikelompokkan menjadi dua,
yaitu (1) Kursus B-I Umum, yang meliputi Bahasa Inggris dan bahasa Jerman, dan
(2) Kursus B-I Kejuruan, yang meliputi Kimia, Ilmu Pasti, Ekonomi, Perniagaan,
Teknik, Pendidikan Jasmani, dan Ilmu Pesawat. Kursus-kursus tersebut
berlangsung sampai tahun 1960.
Untuk
menghilangkan dualisme kursus B-I dan B-II dengan lulusan yang tidak bergelar,
dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menghasilkan lulusan
bergelar, dengan Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 kedua kursus tersebut
diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang
mencetak guru sekolah lanjutan. Selanjutnya lembaga tersebut, berdasarkan SK
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6/1961 tertanggal 7 Februari 1961,
diintegrasikan menjadi salah satu fakultas dalam FKIP Universitas Airlangga
Cabang Malang dan bernama FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya.
Pada tahun
1962 dengan berdirinya Akademi Pendidikan Guru (APG), yang kemudian menjadi
Institut Pendidikan Guru (IPG), dualisme muncul kembali. Untuk menghilangkan
dualisme tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Presiden nomor 1/1963 tertanggal
3 Januari 1963 dilakukan integrasi IPG dengan FKIP menjadi Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Dengan integrasi ini FKIP Universitas Airlangga di
Malang, pada tanggal 20 Mei 1964, statusnya diubah menjadi IKIP Malang Pusat
dan FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya berubah menjadi IKIP Malang
Cabang Surabaya. Keadaan semacam itu berlangsung sampai tanggal 19 Desember
1964.
Berdasarkan
SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 182/1964 tertanggal 19
Desember 1964, secara resmi IKIP Surabaya berdiri sendiri dengan pimpinan suatu
presidium Tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal kelahiran IKIP Surabaya
yang setiap tahun diperingati sebagai dies natalis IKIP Surabaya. Pada tahun
1964, IKIP Surabaya mempunyai lima fakultas, yaitu (1) Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP), (2) Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS), Fakultas Keguruan Sastra Seni
(FKSS), (4) Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE), dan (5) Fakultas Keguruan
Ilmu Teknik (FKIT). Pada 1 Maret 1977, Sekolah Tingi Olahraga (STO)
berintegrasi dengan IKIP Surabaya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan R.I. nomor 042/O/1977 tertanggal 22 Februari 1977 dan menjadi
Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan (FKIK), yang merupakan fakultas keenam yang
dikelola oleh IKIP Surabaya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah R.I. nomor
27/1981, IKIP Surabaya mempunyai enam fakultas, yaitu: (1) Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP), (2) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), (3) Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (FPMIPA), (4) Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), (5) Fakultas Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan (FPTK), dan (6) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK).
Dengan
kepercayaan untuk menyelenggarakan perluasan mandat (wider mandate), IKIP
Surabaya berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berdasarkan SK
Presiden R.I. nomor 93/1999 tertanggal 4 Agustus 1999 dengan mengelola enam
fakultas, yaitu (1) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), (2) Fakultas Bahasa dan
Sastra (FBS), (3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), (4)
Fakultas Ilmu Sosial (FIS), (5) Fakultas Teknik (FT), dan (6) Fakultas Ilmu
Keolahragaan (FIK). Saat ini Unesa mengelola 63 program studi, kependidikan
maupun nonkependidikan, dengan jenjang diploma (D2 dan D3), strata satu (S1),
dan pascasarjana yang terdiri atas strata dua (S2) dan strata tiga (S3). Karena
perjalanan Unesa tidak dapat dipisahkan dari IKIP Surabaya, maka hari kelahiran
(dies natalis) Unesa tetap menggunakan dies natalis IKIP Surabaya.
Belajar dari
perjalanan kursus-kursus keguruan B-I dan B-II hingga menjadi sebuah
universitas, tidak menutup peluang bahwa di kemudian hari Unesa akan berkembang
menjadi sebuah universitas besar yang berlokasi wilayah Surabaya Barat dengan
program studi, jurusan, maupun fakultas yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan masyarakat. Pengembangan Unesa yang mengedepankan kompetensi
lulusan dan kebutuhan stakeholders akan selalu menjadi pekerjaan rumah yang
tidak pernah selesai bagi Unesa.
Ditulis oleh Nur Utami
(14010024004)
0 komentar:
Posting Komentar