Pages

Ads 468x60px

Jumat, 19 Juni 2015

Kampus Pahlawan di Kota Pahlawan



Unesa (Universitas Negeri Surabaya) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. Unesa juga dikenal sebagai “Kampus Pahlawan”. Hal ini bukan karena lokasinya di kota Pahlaawan, melainkan karena Unesa sudah dikenal sejak lama sebagai pencetak Pahlawan-pahlawan baru, pahlawan yang dimaksud tentunya bukan mereka maju di medan perang daerah konflik, melainkan pahlawan yang berperang melawan kebodohan dan ketertinggalan, pahlawan ini dikenal sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, atau yang biasa kita kenal sebagai “Guru” atau Pendidik. Sebagai kampus pahlawan, bukan berarti Jalan terbentuknya Unesa berlangsung cepat, stabil dan mulus. Unesa beberapa kali mengalami perubahan, mulai dari perubahan bentuk, nama, dan struktur kepemimpinan. Saat ini Unesa telah menjelma menjadi salah satu kampus besar di Jawa Timur, meskipun demikian, tidak banyak orang yang tahu bahkan mungkin tidak mengira jika Kampus Pahlawan ini memiliki jejak perjalanan yang sangat panjang, bahkan cikal bakal Unesa sendiri jauh dari bentuk Universitas, melainkan berupa lembaga kursus.

Berdasarkan data yang berhasil penulis himpun, cikal bakal Unesa merupakan sebuah lembaga kursus yang berdiri sekitar tahun 1950. B-I dan B-II, merupakan lembaga kursus tanpa gelar bidang ilmu kimia dan ilmu pasti. Kursus ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru tingkat SMP dan SMA waktu itu. Namun kemudian, hal ini menimbulkan dualisme dengan lembaga lain, dalam hal ini FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di Universitas, yang juga mencetak tenaga guru, namun memiliki gelar. Untuk mengatasi hal tersebut, akhirnya diputuskan bahwa kedua lembaga ini disatukan kedalam satu wadah, yakni FKIP yang ditetapkan melalui Ketetapan MPRS no. 11/MPRS/1960. Perkembangan berikutnya kemudian B-I dan B-II di Surabaya disatukan dengan FKIP Universitas Airlangga. Oleh karena Kursus B-I dan B-II yang disatukan berlokasi di Malang dan Surabaya, maka untuk penyatuan di wilayah Malang bernama FKIP Universitas Airlangga di Malang, sedangkan di Surabaya langsung menyatu dengan FKIP Universitas Airlangga

Saat kemunculan APG (Akademi Pendidikan Guru) tahun 1962 yang kemudian berubah menjadi IPG (Institut Pendidikan Guru), masalah dualisme kembali muncul. Masalah ini kemudian diselesaikan melalui Surat Keputusan Presiden no. 1/1963. Melalui keputusan ini dilakukan penyatuan antara IPG dengan FKIP menjadi IKIP (Institut Keguruan Ilmu Pendidikan). Sebagai tindaklanjutnya, tanggal 20 Mei 1964, FKIP Universitas Airlangga di Malang berubah menjadi IKIP Malang Pusat, sedangkan FKIP Universitas Airlangga di Surabaya berubah menjadi IKIP Malang cabang Surabaya. Pada 19 Desember 1964, dilakukan pemisahan sehingga IKIP Malang cabang Surabaya berdiri sendiri dengan susunan kepemimpinan berupa presidium, lembaga ini kemudian bernama IKIP Surabaya. Kondisi ini berlangsung hingga tahun 1999, tepatnya tanggal 4 Agustus 1999. IKIP Surabaya mendapatkan perluasan mandat sehingga berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya hingga saat ini. Meski nama Universitas Negeri Surabaya baru ditetapkan 4 Agustus 1999, Unesa tetap memeringati tanggal kelahirannya pada 19 Desember karena sejarah Unesa tidak bisa dipisahkan dari sejarah IKIP Surabaya itu sendiri.

Pada awal berdiri, IKIP Surabaya baru memiliki lima Fakultas, yakni FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan), FKIS (Fakultas Keguruan Ilmu Sosial), FKSS (Fakultas Keguruan Sastra Seni), FKIE (Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta) dan FKIT (Fakultas Keguruan Ilmu Teknik). Dengan perkembangan jaman, serta kondisi dalam lembaga sendiri, menyebabkan adanya penambahan dan perubahan Fakultas, sehingga saat ini Unesa memiliki tujuh fakultas, lima fakultas lama dan dua fakultas tambahan. FIP menjadi satu-satunya Fakultas lama yang tidak mengalami perubahan nama, sedangkan empat fakultas lain mengalami perubahan. FKSS berubah nama menjadi FBS (Fakultas Bahasa dan Seni), FKIE berubah nama menjadi FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), FKIS berubah nama menjadi FIS (Fakultas Ilmu Sosial), dan FKIT berubah nama menjadi FT (Fakultas Teknik).

Selain fakultas lama, ada dua fakultas lain yang terbentuk setelah 1964. FIK (Fakultas Ilmu Keolahragaan) merupakan hasil penyatuan dengan STO (Sekolah Tinggi Olahraga) pada 1 Maret 1977. STO bergabung kemudian bernama FKIK (Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan). Kemudian FE (Fakultas Ekonomi), berdiri tanggal 16 Maret 2006 sebagai bentuk pemisahan Jurusan Pendidikan Ekonomi dan Program Studinya dari Fakultas Ilmu Sosial. Hal ini didasarkan pada Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 761/D/T/2006 dan Surat Keputusan Rektor Unesa nomor 050/J37/HK.01.23/PP.03.02/2006.

Dengan sekitar 63 Program Studi, Unesa telah berkembang dari sebuah lembaga kursus tanpa gelar menjadi Universitas besar yang mencetak puluhan ribu pahlawan baru. Program Studi tersebut terdiri dari program studi kependidikan dan non kependidikan, serta mulai dari jenjang diploma hingga pasca sarjana. Perkembangan yang pesat menjadikan Unesa saat ini mampu menghasilkan sekitar 80.000 lulusan baru, yang sebagian besar merupakan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa bagi bangsa. Perkembangan yang begitu pesat ini tidak lepas dari semangat dan perjuangan seluruh keluarga besar Unesa untuk memajukan bangsa melalui pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.

Dibalik pencapaian luar biasa yang telah dicapai melalui perjuangan selama lebih dari setengah abad, masih ada tantangan yang harus dihadapi kampus pahlawan ini di masa depan. Globalisasi yang tidak semakin tidak terbendung, salah satu wujudnya ialah pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) secara bertahap mulai 2015, memunculkan tantangan baru tentang kemampuan persaingan Perguruan Tinggi, bukan hanya di tingkat nasional melainkan hingga internasional. Unesa harus mampu menyesuaikan diri, bertahan dan terus berkembang sebagai upaya sumbangsihnya kepada bangsa ini sehingga tidak tergerus globalisasi.

Pendidikan menjadi kunci sebuah bangsa untuk dapat berdiri sejajar dengan bangsa lain dan tidak terlindas gempuran jaman modern. Disinilah Unesa menjadi penting, sebagai salah satu kampus pahlawan, Unesa harus mampu mencetak Pahlawan tanpa tanda jasa masa depan, yakni yang mampu menyesuaikan diri dengan persaingan yang ketat, penuh kerjasama, serta perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju. Kemampuan ini dapat dicapai melalui inovasi dan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus. Unesa juga harus mampu membaca setiap peluang yang diperlukan dalam membantu menyiapkan Pahlawan baru di masa depan. Dengan membuka diri pada setiap perubahan yang positif dan membangun, Unesa akan mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi jaman di masa depan, serta terus menghasilkan pahlawan-pahlawan bangsa yang baru, yang dapat menjaga dan menopang bangsa ini menuju kemakmuran dan kemajuan.


Ditulis oleh Oky Ade (12010024029)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Dosen Pengampuh Mata Kuliah

Bu Hespi Septiana, M.Pd.

Admin Blog

M SULTHON

Penanggung Jawab Mata Kuliah

Kun Fahmi Arifin
 
WE ARE ONE FROM DIFFERENT AND EXCELLENT Turbo