Universitas Negeri Surabaya berdiri berawal dari IKIP Surabaya. IKIP
Surabaya berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 182 Tahun 1964.
Dan diresmikan pada tanggal 19 Desember 1964 pukul pukul 08.00 WIB, di jalan
Kayoon 72-74 Surabaya. Saat itu IKIP Surabaya memiliki lima fakultas, yaitu
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS), Fakultas
Keguruan Sastra Seni (FKSS), Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE), Fakultas
Keguruan Ilmu Teknik (FKIT). Kemudian bertambah satu fakultas lagi, berdasarkan
SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 042/O/1977 Sekolah Tinggi Olahraga
(STO) berintegrasi ke IKIP Surabaya dengan nama Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan
(FKIK). Selanjutnya, terjadi perkembangan dan mengalami perubahan nama menjadi
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(FPIPS), Fakultas Ilmu Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FPMIPA), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Fakultas Pendidikan
Teknik dan Kejuruan (FPTK), dan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Dan sekarang di Universitas Negeri
Surabaya, terdapat 8 fakultas. Salah satu fakultas di Universitas Negeri
Surabaya adalah Fakultas Ilmu Pendidikan.
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sebagai salah satu fakultas dari enam
fakultas yang dimiliki IKIP Surabaya yang sekarang menjadi Universitas Negeri
Surabaya. Fakultas ini tetap konsisten baik dalam hal nama (FIP) maupun program
yang dikelola yaitu Program Kependidikan dimana ke depannya akan mencetak para
penddidik profesional. Fakultas ini bertempat di Kampus Universita Negeri
Surabaya, Lidah Wetan. Telah dijelaskan di awal, FIP merupakan salah satu
fakultas yang menjadi cikal bakal dan khas Universitas Negeri Surabaya. Mengapa
demikian? karena UNESA berawal dari Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Surabaya.
‘New dekan New Spirit’. Kesuksesan Fakultas Ilmu Pendidikan tidak lepas
dari seorang dekan. Apalagi Fakultas Ilmu Pendidikan telah resmi memiliki
seorang dekan baru. Hal itu ditandai dengan pelantikan dekan baru oleh Rektor
Unesa, Selasa 17 Februari 2015. Dekan baru FIP, Drs. Sujarwanto, M.Pd. disambut
meriah oleh para relawan Pusat Studi dan Layanan Penyandang Disabilitas (PSLDP). Telah diketahui bahwa beliau merupakan salah
satu dosen di jurusan Pendidikan Luar Biasa. Bapak Sujarwanto lahir di Sragen,
1 Juli 1962, beliau menyelesaikan program S1 Pendidkan Khusus di UNS pada tahun
1985 dan program S2 Bimbingan penyuluhan, konsentrasi Bimbingan ABK di UPI
Bandung pada tahun 2001. Sebagai dekan baru FIP, Drs. Sujarwanto, M.Pd.
diharapkan dapat memiliki skala prioritas untuk membenahi Sumber Daya Manusia.
karena dapat diketahui bahwa peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan
kunci dalam menghasilkan lulusan yang kompetitif, berkualitas, dan pastinya
dapat bersaing dalam segala bidang.
Di Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA terdapat 8 program studi, diantaranya
Teknologi Pendidikan, Pendidikan Luar Sekolah, Pendidikan Luar Biasa, Manajemen
Pendidikan, Bimibingan dan Konseling, Psikologi, Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Delapan program studi tersebut
memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Tidak banyak yang mengetahui ada dua
program studi di Fakultas Ilmu Pendidikan yang tidak bertempat di FIP, Lidah
Wetan Surabaya. Dua program studi tersebut adalah Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Luar Biasa yang bertempat di Gedangan Surabaya. Aktivitas
akademik seluruh jurusan di Fakultas Ilmu Pendidikan akan di pusatkan di kampus
Lidah Wetan. Pada tahun 2015 ini mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini patut berbahagia. Mengapa demikian? karena pada tahun 2015 ini gedung
untuk prodi Pendidikan Anak Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Luar Biasa
telah berdiri kokoh di Kampus Lidah Wetan dan tempatnya tepat di belakang
gedung Prodi Teknologi Pendidikan. Dengan berdirinya gedung tersebut,
dipastikan pada tahun ini dua program studi itu akan pindah di Kampus Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Dengan dipindahnya jurusan
tersebut, menjadikan jurusan itu menjadi lebih baik. Karena kondisi sarana
prasarana lebih baik dan memadai, pengembangan materi akademik juga akan lebih
baik.
Fakultas Ilmu Pendidikan memiliki sarana dan prasrana lengkap yang
dapat membantu proses perkuliahan mahasiwa. Sarana prasarana yang dimiliki oleh
Fakultas Ilmu Pendidikan diantaranya pendopo, kantin, musala, , area parkir,
tolilet di setiap jurusan. Pendopo di FIP tempat yang sangat berguna dan
membantu para mahasiwa. Karena di pendopo mahasiwa dapat wifi-an mencari materi mengenai mata kuliah atau hanya untuk
hiburan. Di sini juga banyak mahasiswa yang berdiskusi, mengerjakan tugas
kuliah. Pendopo ini tempatnya sangat
strategis. Bertempat di tengah-tengah fakultas dengan bangunan yang tidak
terlalu besar. di setiap sudut pendopo dilengkapi stop kontak dan tidak lupa
lagi juga dilengkapi tempat duduk untuk para mahasiswa dan yang tidak dapat
tempat duduk tidak perlu khawatir karena mahasiwa dapat duduk dimanapun mereka
nyaman karena di pendopo FIP selalu terlihat bersih dan rapi. FIP dilengkapi
dengan auditorium, auditorim sangat multiguna. Dapat dimanfaatkan apabila
fakultas maupun jurusan mengadakan acara seperti seminar, diskusi umum, kuliah
umum, dan lain sebagainya. FIP memiliki musala yang digunakan untuk mahasiswa
muslim menunaikan ibadah salat. Dan di setiap jurusan yang ada di FIP juga
terdapat beberapa musala. Fakultas Ilmu
Pendidikan memiliki sarana prasarana yang dikhusukan untuk para penyandang
disabilitas. Tangga di FIP dirancang sedemikian rupa untuk membantu para
penyandang disabilitas. Selain itu, ada berita bahagia di FIP tahun 2015 ini
juga berdiri kokoh sebuah bangunan yang diberi nama Autis Centre. Dimana Autis
Centre adalah lab jurusan Pendidikan Luar Biasa yang digunakan untuk
penelitian dan hasil penelitiannya dapat digunakan untuk membantu para
penyandang disabilitas.
Di Fakultas Ilmu Pendidikan terdapat kolam ikan dimana di tengah-tengah
kolam tersebut berdiri kokoh dan tegak sebuah patung bapak pendidikan kita, Ki
Hajar Dewantara.yang bertuliskan "Niteni, Niroake, Nambahi." tulisan
itu memiliki arti (cermati, tirukan, kembangkan) dengan pose beliau yang sedang
menghadap ke atas. Bangunan tersebut menjadi sebuah ikon dan ciri khas Fakultas
Ilmu Pendidikan. Bangunan tersebut memiliki nilai karateristik dan mempunyai
makna simbol dalam dunia pendidikan. Suasana di sekitar kolam Ki Hajar
Dewantara sangat asri banyak ditanami pepohonan yang tertata radi dan
menjadikan di sekitar kolam yang membuat suasananya sangat asri. Membuat pejalan
kaki yang melintas, selalu memanjakan panca inderanya untuk memandang panorama
itu. Tidak sedikit mahasiswa yang memanfaatkan bangunan tersebut untuk
menikmati sembari menunggu teman dan juga terkadang dimanfaatkan untuk background dokumentasi.
Seperti di Fakultas lain di Universitas Negeri Surabaya, Fakultas Ilmu
Pendidikan memiliki putra-putri fakultas dimana putra-putri fakultas tersebut
harus memiliki wawasan yang sangat luas. Karena mereka akan mewakili Fakultas
Ilmu Pendidikan dalam acara apapun dan membawa nama Fakultas Ilmu Pendidikan ke
depannya. Untuk mengikuti pemilihan putra-putri Fakultas Ilmu Pendidikan tidaklah
mudah. Banyak persayaratan yang harus terpenuhi. Selain persyaratan yang harus
terpenuhi, peserta putra-putri harus mampu bersaing dengan peserta yang lain.
Karena mahasiswa yang minat untuk menjadi putra-putri Fakultas Ilmu Pendidikan
tidaklah sedikit. Pada tanggal 16 April 2015 diselenggarakannya final seleksi
pemilihan putra-putri Fakultas Ilmu Pendidikan. Setelah melalui serangkaian
seleksi ajang pemilihan putra-putri Fakultas Ilmu Pendidikan akhirnya Adi Wahyu
Wardani dari Jurusan Teknologi Pendidikan dan Rindi Afriani dari jurusan
Psikologi sah menjadi putra-putri Fakultas Ilmu Pendidikan. Semoga terpilihnya
dua mahasiswa tersebut, dapat mewakili dan membawa Fakultas Ilmu Pendidikan menjadi
lebih baik.
Selain pemilihan ajang putra-putri Fakultas Ilmu Pendidikan digelar,
kemarin tepatnya pada tanggal 23 April 2015 dilaksankan sebuah pesta mahasiswa
yang melibatakan seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan. Pesta tersebut
adalah pesta demokrasi pemilihan ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif
Mahasiswa. Semua mahasiswa berpatisipasi dalam pesta demokrasi tersebut. Namun,
sampai saat ini belum ada pengumuman mengenai hasil dari pesta demokrasi
tersebut. Seperti putra-putri FIP, semoga siapa saja yang menjadi ketua dan
wakil BEM FIP dapat membawa Fakultas Ilmu Pendidikan menjadi lebih baik. Itulah
secarik cerita dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Semoga Fakultas Ilmu Pendidikan
ke depannya dapat menjadi lebih baik dan dapat melahirkan para pendidik yang
berkualitas dan dapat mendidik para generasi bangsa. Sehingga bangsa ini
memiliki para penerus bangsa yang membawa bangsa lebih baik dan mampu bersaing
dengan bangsa lain.
0 komentar:
Posting Komentar