Siapa yang tidak kenal dengan perguruan tinggi ini. Termasuk salah
satu perguruan tinggi negeri yang banyak di minati di kota besar kota pahlawan
kota Surabaya ini. Bahkan namanya telah menasional. Jangankan dari kota-kota
sekitar Surabaya, bahkan mahasiswanya juga banyak yang berasal dari berbagai
luar pulau jawa. Inilah Universitas Negeri Surabaya yang sering kita dengar
UNESA.
Di kota Surabaya
tidak hanya UNESA yang sebagai perguruan tinggi, seperti yang kita tahu juga
Surabaya mempunyai Universitas yang bagus dan terkenal seperti ITS dan UNAIR.
Namun berbeda dengan UNESA, UNESA lebih mengarah kepada ilmu keguruan atau
pendidikan. Menurut surve dari salah satu surat kabar lokal bahwa universitas
yang banyak di minati para calon mahasiswa adalah UNESA. Terbukti bahwa banyak
mahasiawa UNESA yang tidak hanya bersalah dari kota Surabaya, malainkan dari
sekitaran kota Surabaya bahkan di luar pulau jawa pun ada.
UNESA telah
menghasilkan sekitar 80.000 lulusan, Pada kenyataannya UNESA berani memosisikan
diri sebagai salah satu penyelenggara pendidikan tinggi yang mampu merencanakan
pengembangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu,
mengevaluasi diri untuk menyiapkan lulusan yang berani bersaing dan berjiwa
kewirausahaan, serta dapat mengatur segala kegiatannya dalam suatu organisiasi.
Sejarah
Unesa tidak dapat dipisahkan dari IKIP Surabaya yang dimulai sekitar tahun
1950. Berawal dari kursus B-I dan B-II bidang Ilmu Kimia dan Ilmu Pasti yang
memanfaatkan sarana dan prasarana berupa ruang kelas dan laboratorium dari
pendidikan Belanda, Hoogere Burger Schol (HBS). Kursus-kursus tersebut
diselenggarakan di Surabaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru setingkat SLTP
dan SLTA. Kursus-kursus tersebut meliputi: (a) B-I dan B-II Kimia, (b) B-I dan
BII Ilmu Pasti, (c) B-I Bahasa Inggris, (d) B-I Bahasa Jerman, (e) B-I Teknik,
(f) B-I Pendidikan Jasmani, (g) B-I Ekonomi, (h) B-I Perniagaan, dan (i) B-I
Ilmu Pesawat. Pada tahun 1957, kursus-kursus B-I dikelompokkan menjadi dua,
yaitu (1) Kursus B-I Umum, yang meliputi Bahasa Inggris dan bahasa Jerman, dan
(2) Kursus B-I Kejuruan, yang meliputi Kimia, Ilmu Pasti, Ekonomi, Perniagaan,
Teknik, Pendidikan Jasmani, dan Ilmu Pesawat. Kursus-kursus tersebut
berlangsung sampai tahun 1960.
Untuk
menghilangkan dualisme kursus B-I dan B-II dengan lulusan yang tidak
bergelar, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menghasilkan lulusan bergelar, dengan Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 kedua kursus tersebut diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang mencetak guru sekolah lanjutan. Selanjutnya lembaga tersebut, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6/1961 tertanggal 7 Februari 1961, diintegrasikan menjadi salah satu fakultas dalam FKIP Universitas Airlangga Cabang Malang dan bernama FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya.
bergelar, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menghasilkan lulusan bergelar, dengan Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960 kedua kursus tersebut diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang mencetak guru sekolah lanjutan. Selanjutnya lembaga tersebut, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6/1961 tertanggal 7 Februari 1961, diintegrasikan menjadi salah satu fakultas dalam FKIP Universitas Airlangga Cabang Malang dan bernama FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya.
Pada
tahun 1962 dengan berdirinya Akademi Pendidikan Guru (APG), yang
kemudian menjadi Institut Pendidikan Guru (IPG), dualisme muncul kembali. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Presiden nomor 1/1963 tertanggal 3 Januari 1963 dilakukan integrasi IPG dengan FKIP menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Dengan integrasi ini FKIP Universitas Airlangga di Malang, pada tanggal 20 Mei 1964, statusnya diubah menjadi IKIP Malang Pusat dan FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya berubah menjadi IKIP Malang Cabang Surabaya. Keadaan semacam itu berlangsung sampai tanggal 19 Desember 1964.
kemudian menjadi Institut Pendidikan Guru (IPG), dualisme muncul kembali. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Presiden nomor 1/1963 tertanggal 3 Januari 1963 dilakukan integrasi IPG dengan FKIP menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Dengan integrasi ini FKIP Universitas Airlangga di Malang, pada tanggal 20 Mei 1964, statusnya diubah menjadi IKIP Malang Pusat dan FKIP Universitas Airlangga Cabang Surabaya berubah menjadi IKIP Malang Cabang Surabaya. Keadaan semacam itu berlangsung sampai tanggal 19 Desember 1964.
Berdasarkan
SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 182/1964 tertanggal 19
Desember 1964, secara resmi IKIP Surabaya berdiri sendiri dengan pimpinan suatu
presidium Tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal kelahiran IKIP Surabaya
yang setiap tahun diperingati sebagai dies natalis IKIP Surabaya. Pada tahun
1964, IKIP Surabaya mempunyai lima fakultas, yaitu (1) Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP), (2) Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS), Fakultas Keguruan Sastra Seni
(FKSS), (4) Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE), dan (5) Fakultas Keguruan
Ilmu Teknik (FKIT). Pada 1 Maret 1977, Sekolah Tingi Olahraga (STO)
berintegrasi dengan IKIP Surabaya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I. nomor 042/O/1977 tertanggal 22
Februari 1977 dan menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan (FKIK), yang
merupakan fakultas keenam yang dikelola oleh IKIP Surabaya. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah R.I. nomor 27/1981, IKIP Surabaya mempunyai enam fakultas,
yaitu: (1) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), (2) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
(FPBS), (3) Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (FPMIPA),
(4) Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), (5) Fakultas
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK), dan (6) Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan (FPOK).
Dengan
kepercayaan untuk menyelenggarakan perluasan mandat (wider mandate), IKIP
Surabaya berubah menjadi UNESA berdasarkan SK Presiden R.I. nomor 93/1999
tertanggal 4 Agustus 1999 dengan mengelola enam fakultas, yaitu (1) Fakultas
Ilmu Pendidikan (FIP), (2) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), (3) Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), (4) Fakultas Ilmu Sosial (FIS),
(5) Fakultas Teknik (FT), dan (6) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK).
Saat ini
Unesa mengelola 63 program studi, kependidikan maupun non-kependidikan, dengan
jenjang diploma (D2 dan D3), strata satu (S1), dan pascasarjana yang terdiri
atas strata dua (S2) dan strata tiga (S3). Karena perjalanan Unesa tidak dapat
dipisahkan dari IKIP Surabaya, maka hari kelahiran Unesa tetap menggunakan dies
natalis IKIP Surabaya.
Belajar
dari perjalanan kursus-kursus keguruan B-I dan B-II hingga menjadi sebuah
universitas, tidak menutup peluang bahwa di kemudian hari Unesa akan berkembang
menjadi sebuah universitas besar yang berlokasi wilayah Surabaya Barat dengan
program studi, jurusan, maupun fakultas yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan masyarakat. Pengembangan Unesa yang mengedepankan kompetensi
lulusan dan kebutuhan stakeholders akan selalu menjadi pekerjaan rumah yang
tidak pernah selesai bagi UNESA.
0 komentar:
Posting Komentar